Ustadz Siswanto: "Peduli Pada Anak dan Pemuda"
Catatan: Alhamdulillah hingga malam
ke-9, Masjid Al-Muhajiriin RW-10 Antapani masih dipenuhi jamaah yang
mengikuti tarawih. Pada malam ke-9, ceramah disampaikan Ustadz
Siswanto. Berikut petikan ceramahnya yang diawali pengantar oleh
Ketua DKM Al-Muhajiriin, H. Sigit Tjiptono.
Mengukur peningkatan kualitas ibadah
Dalam menunaikan ibadah shaum selama
sembilan hari, kita mengharapkan adanya peningkatan kualitas ibadah
kita. Namun peningkatan dan ukurannya harus lah jelas. Apakah
kualitas ibadah kita telah mengalami perbaikan dari hari ke hari
hingga hari ke-9 ini. Ataukah masih tetap bahkan malah terjadi
penurunan?
Demikian disampaikan Ketua DKM
Al-Muhajirin, H. Sigit Tjiptono, dalam pengantarnya sebelum ceramah
Ramadhan Ustadz Siswanto di Masjid Al-Muhajirin (29/7).
Misalnya, kata Sigit, apakah lisan kita
telah terjaga dengan baik untuk senantiasa tidak menyakiti anggota
keluarga atau siapapun yang berhubungan dengan kita. Apakah hati kita
telah benar-benar bersih dan menjauhkan diri dari buruk sangka
(suudzon). Apakah bacaaan Al-qur'an kita telah meningkat secara
kualitas dan kuantitas. Bagaimana dengan kualitas sedekah kita,
apakah telah meningkat. Apakah shalat kita telah lebih baik dan
terjadi peningkatan secara kualitas dengan tepat waktu?
“Idealnya shalat kita sampai hari
ke-9 shaum ini menjadi semakin baik. Seperti membiasakan shalat
berjamaah di masjid dengan tepat waktu. Al-qur'an tak hanya perlu
menjadi bacaan rutin setiap hari, namun juga harus lebih dimengerti,
difahami dan diamalkan. Begitupun dengan sedekah kita, mestinya
mengalami peningkatan,” demikian Ketua DKM, H. Sigit Tjiptono.
Peduli pada Anak dan Pemuda
Ustadz Siswanto, dalam ceramah
ramadhannya, menyampaikan tentang betapa pentingnya kepedulian pada
anak dan pemuda. Itulah mengapa betapa kuatnya Rasulullah SAW dalam
mendidik para sahabatnya, terutama dari kalangan pemuda. Mengapa?
Karena Rasulullah menyadari betapa sistem pegkaderan harus berjalan
dengan baik. Keadaan suatu negeri tergantung dari para pemudanya. Dan
sesungguhnya di tangan mereka lah perjuangan dalam menegakkan agama
dan syiar Islam.
“Jika pemuda tidak ditempa dan
dilibatkan dalam pendidikan Islam, dikhawatirkan mereka akan
terpengaruh oleh faham Yahudi dan Nasrani. Ini sangat riskan dan
berbahaya,” tandas Ustadz Sis.
Oleh karena itu, lanjut Ustadz, betapa
pentingnya pendidikan Islam dalam rumah tangga. Mulai anak-anak
mereka harus ditempa dengan pendidikan Islam yang baik dan lebih
mumpuni. Dalam hal ini betapa teladan orang tua sangat penting.
Sebab, prilaku dan karakter orang tua akan sangat mempengaruhi dan
menentukan watak anak. “Karena itu, pendidikan Islam haruslah
diikuti dengan pendidikan ahlaq yang baik yang harus dicontohkan oleh
orang tua,” kata Siswanto.
Jadikan rumah seperti suasana masjid,
bukan seperti suasana kuburan. Dalam rumah harus senantiasa terdengar
gema kalam Ilahi. “Hidupkan suasana masjid di dalam rumah. Dengan
demikian Insyaalah, anak-anak dan para pemuda kita akan berpegang
teguh pada nilai-nilai Islami sebagaimana yang kita harapkan,” kata
Ustadz....(*Al-Muhan).
Komentar
Posting Komentar