Menata Qolbu, Menuju Hati Mutmainnah

Pengajian Rabu Malam, 29 Nopember 2017
DKM Almuhajirin Antapani Kidul
Ustadz Syaiful Hamdi
ISTILAH hati dalam bahasa Arab disebut qalbun, yaitu anggota badan yang letaknya di sebelah kiri dada dan merupakan bagian terpenting bagi pergerakan darah. Dikatakan juga hati sebagai qalb, karena sifatnya yang berubah-ubah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam pernah bersabda, “Sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging yang jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuhnya dan Jika ia buruk, maka buruklah seluruh tubuhnya, ia adalah hati.” (Muttafaq ‘alahi).
Karena sifatnya yang berubah-ubah maka yang menentukan sholeh tidaknya seseorang tergantung dari qolbun-nya.
Tingkatan Hati (qolbun)
Hati ibarat cermin. Jika tidak dirawat dan dibersihkan, ia mudah kotor dan berdebu. Karena itu, hati manusia terbagi dalam 3 kriteria; Qalbun Maridh (hati yang sakit), Qalbun Mayyit (hati yang mati), dan Qalbun Salim (hati yang sehat).
Tingkatan Hati (qolbun)
Hati ibarat cermin. Jika tidak dirawat dan dibersihkan, ia mudah kotor dan berdebu. Karena itu, hati manusia terbagi dalam 3 kriteria; Qalbun Maridh (hati yang sakit), Qalbun Mayyit (hati yang mati), dan Qalbun Salim (hati yang sehat).

Yang pertama, Hati yang sakit (Qalbun Maridh), ia senantiasa dipenuhi penyakit yang bersarang di dalamnya. Di antaranya; Riya’, hasrat ingin dipuji, hasad, dengki, ghibah dan sebagainya. Tidak terkecuali difat sombong dan tamak.
Orang yang memiliki Qalbun maridh (hati yang sakit) akan sulit menilai secara jujur apapun yang tampak di depannya, Melihat orang sukses, timbul iri dengki, Mendapat kawan beroleh karunia rizki, timbul resah, gelisah, dan ujung-ujungnya menjadi benci
Yang kedua, Hati yang mati (Qalbun Mayyit). Hati ini sepenuhnya di bawah kekuasaan hawa nafsu, sehingga ia terhijab dari mengenal Allah Subhanahu Wata’ala. Hari-harinya adalah hari-hari penuh kesombongan terhadap allah, sama sekali ia tidak mau beribadah kepada-Nya, dia juga tidak mau menjalankan perintah dan apa-apa yang diridhai-Nya.
Hati model ini berada dan berjalan bersama hawa nafsu dan keinginan-nya walaupun sebenarya hal itu dibenci dan dimurkai Allah. Ia sudah tak peduli, apakah Allah ridha kepadanya atau tidak? Sungguh, ia telah berhamba kepada selain Allah Bila mencintai sesuatu, ia mencintainya karena hawa nafsunya. Begitu pula apabila ia menolak, mencegah, membenci sesuatu juga karena hawa nafsunya.
Sedangkan yang ketiga, hati yang baik dan sehat disebut Qalbun Salim. Inilah hatinya orang beriman. Hati ini adalah hati yang hidup, bersih, penuh ketaatan dengan cahaya terangnya dan bertenpat di nafsul mutmainnah (jiwa yang tenang).
Bagimana cara membersihkan hati?
Sedangkan yang ketiga, hati yang baik dan sehat disebut Qalbun Salim. Inilah hatinya orang beriman. Hati ini adalah hati yang hidup, bersih, penuh ketaatan dengan cahaya terangnya dan bertenpat di nafsul mutmainnah (jiwa yang tenang).
Bagimana cara membersihkan hati?
Ada beberapa cara untuk membersihkan hati, antara lain:

2. Banyak membaca Alquran, akan membersihkan hati, terutama apabila dilakukan secara istiqomah.
3. Banyak mengingat mati atau memutus kenikmatan.
4. Mengikuti majelis ilmu, karena dengan mengikuti majelis ilmu akan menghindari terjadinya penyimpangan dalam menjalankan syariat.

Karenanya, sangat penting bagi kita semua menjaga hari-hari dalam kehidupan kita — baik di lingkungan keluarga serta bermasyarakat– menjaga hati agar tetap selalu konsisten dalam ridho dan petunjuk Allah.
Karena seringkali kita melalaikan hal-hal kecil yang tanpa kita sadari telah meroposkan kekuatan hati yang merupakan sumber berprilaku sehingga hati kita sangat sulit untuk menjadi sehat. Maka dari itulah sebagai seorang Muslim kita dianjurkan untuk selalu berdoa di dalam shalat agar diberi ketetapan hati pada agama yang lurus (Islam).
Kata Nabi, sesungguhnya hati itu berkarat sebagaimana besi berkarat. Cara membersihkannya adalah dengan mengingat Allah [dzikrullah] ”
“Qalbu berkarat karena dua hal yaitu lalai dan dosa. Dan pembersihnya-pun dengan dua hal yaitu istighfar dan dzikrullah.” [HR.Ibnu Ab’id dun ya Al-Baihaqi].
Kata Nabi, sesungguhnya hati itu berkarat sebagaimana besi berkarat. Cara membersihkannya adalah dengan mengingat Allah [dzikrullah] ”
“Qalbu berkarat karena dua hal yaitu lalai dan dosa. Dan pembersihnya-pun dengan dua hal yaitu istighfar dan dzikrullah.” [HR.Ibnu Ab’id dun ya Al-Baihaqi].
Berikut ada beberapa petikan do'a yang sangat baik untuk menata hati kita agar hati kita sehat menuju mutmainnah. Namun perlu disinggung dulu tatacara berdo'a yang baik agar do'a kita diijabah. Yakni, haruslah terlebih dahulu membaca istighfar atau asmaul husna, selanjutnya dengan memuji Allah, kemudian bersholawat kepada Rasulullah dan boleh ditambah bertawasul dengan kebaikan2 yg telah kita lakukan.
Salah satu do'a yang sering diucapkan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassalam, adalah:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ وَ عَلَى طَاعَتِكَ
YAA MUQALLIBAL QULUUB, TSABBIT QALBII 'ALAA DIINIKA WA ‘ALAA THOO'ATHIK.
Artinya : Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu dan di atas ketaatan kepada-Mu.
Catatan: Pengajian berikutnya Sabtu ba'da shalat shubuh, 2 Desember 2017. Mari kita ikut pengajian kita untuk menambah wawasan spiritual kita. (nas)
Komentar
Posting Komentar