Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Pendaftaran dan penitipan hewan qurban 1439 H

Gambar
Seperti dimaklumi bahwa Idul Adha tahun ini akan jatuh pada hari Rabu tanggal 22 Agustus 2018 atau sekitar lima bulan lagi.  Untuk menindaklanjuti saran dari para Mudlohi (yang berqurban), warga, dan jamaah, agar hewan qurban tahun ini lebih baik, maka kami telah membentuk tim kecil DKM Al-Muhajirin. Tim kecil telah memesan sapi sejak awal Pebruari 2018, sehingga setiap Mudlohi kini hanya dikenakan biaya Rp 3 juta (tiga juta rupiah) sudah termasuk biaya pemeliharaan. Mengingat pembayaran harga sapi ke petani (peternak) dilakukan secara bertahap bulanan mulai Pebruari sd Agustus 2018, maka kami sangat mengharapkan pendaftaran qurban sapi beserta pembayarannya dapat dilakukan mulai saat ini. Sedangkan untuk penitipan hewan kambing/domba dapat kami terima tanggal 21 Agustus mendatang. Pendaftaran dapat langsung atau menghubungi via Whatsapp/Telpon ke: 1. Ibu Iis Saepudin, Jl Manokwari I/12, 0813.2108.0793 2. Bpk Isa Subarsa, Jl Dili No 19, 0813.9663.8128 3. Bpk Ki Agus Ali,

Kisah Salman Al Farisi dan Abu Darda

Gambar
Sengaja, kata ‘mengharmoniskan’ di sini memakai tanda petik. Sebab, maksudnya bukan berarti rumah tangga sahabat tidak harmonis atau ada percekcokan/ perselisihan. Melainkan, kehidupan asmara di rumah tangga sahabat tersebut kurang ‘bergairah.’ Kisah ini bermula saat Salman Al Farisi berkunjung ke rumah Abu Darda’. Seperti diketahui, Salman Al Farisi dan Abu Darda’ dipersaudarakan oleh Rasulullah pada awal hijrah. Telah beberapa lama Salman tidak mengunjungi saudaranya itu. Dan kali ini, saat ia berada di rumahnya, ia melihat Ummu Darda’ mengenakan pakaian yang lusuh. Penampilannya tidak sedap dipandang. “Mengapa engkau tidak berhias?” tanya Salman yang merasa aneh dengan penampilan istri Abu Darda’ itu. “Saudaramu, Abu Darda’, sudah tidak butuh pada dunia,” jawab Ummu Darda’. Jawaban itu singkat, namun bagi seorang yang cerdas sekelas Salman yang terkenal dengan ide strategi Khandaq sewaktu Madinah diserang pasukan Ahzab, kalimat itu cukup bisa dimengerti. Bahwa Abu Darda’ sangat se

Mewaspadai Aliran Sesat

Gambar
Catatan: Beberapa waktu lalu, DKM Al-Muhajirin Antapani Kidul mengundang KH Athian Ali Dai. Acara yang berlangsung di Masjid Al-Muhajirin itu mengupas topik Mewaspadai Aliran Sesat. Berikut kupasannya... Berbagai aliran atau kelompok sesat yang memakai atribut dan nama-nama Islam, sesungguhnya memiliki potensi lebih besar dalam mendangkalkan akidah umat Muslim. Bila berkaca dari pengalaman sejarah di negeri ini, maka hal tersebut memang benar adanya. Pada dekade 1960-an, masyarakat kita pernah dihebohkan dengan kemunculan kelompok yang menamakan dirinya ‘Islam Murni’ alias ‘Islam Jamaah’. Dari namanya saja sudah terdengar begitu indah. Padahal, kelompok ini memiliki paham yang justru menyimpang dari ajaran Islam. Salah satunya, mengafirkan orang-orang Muslim yang berada di luar mereka, sekalipun itu adalah keluarga sendiri. Dalam ilmu akidah, paham ini dikenal dengan istilah ‘takfir’. Tak hanya itu, mereka juga menganggap umat Muslim yang bukan segolongan dengan mereka sebagai n

Kiprah Agama dalam Perpolitikan Indonesia

Gambar
Indonesia adalah cerita panjang tentang polarisasi budaya, kesamaan beban sejarah, gerakan agama dan ideologi. Berangkat dari kemajemukan bangsa saat itu, membuat para pendiri bangsa berpikir kritis ihwal alasan apa yang paling bisa mengikat keberagaman itu, apa yang bisa mengikat seluruh gugusan pulau, suku, budaya, agama dan aliran yang ada menjadi satu keluarga besar bernama Indonesia. Itulah karya terbesar dari pendiri bangsa ini, yaitu menyatukaan perbedaan semua dalam wadah besar bernama Indonesia. Mereka merumuskan Pancasila sebagai nilai pengikat dasar keragaman, karenanya dia menjadi unsur perekat dan falsafah dasar negara ini. Sudah barang tentu kita tidak bisa begitu saja menghapus rekam jejak sejarah bangsa ini, saat elit bangsa berdebat dalam sidang-sidang Majelis Konstituante yang seluruh anggotanya juga mewakili wajah Indonesia yang majemuk, semua aliran politik ada disana. Melalui pemilu perdana tahun 1955 rakyat Indonesia telah memilih perwakilan mereka yan