Khutbah Idul Fitri Masjid Almuhajirin: "Istiqomah Beramal Sholih"
Catatan: Pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1439 H, berlangsung di halaman belakang Masjid Almuhajirin, Jl Jayapura No 2, RW-10, Antapani Kidul, Bandung. Pada shalat Ied kali ini jamaah membludak sampai ke jalan2 pinggiran lapangan Jl Jayapura. Alhamdulillah. Berikut khutbah yang disampaikan Imam/Khotib: Badrudin AR., M. Ag.**) Selamat menyimak...!
1. Alhamdulillâh, pada hari ini –Jum’at, 01 Syawwal 1439H/15 Juni 2018, ummat Islam menyukuri tibanya ‘Idulfithri, setelah shoum Romadhon selama satu bulan.
Kita bersyukur kepada Alloh Jalla wa ‘Alâ, karena kesadaran ummat Islam dalam berRomadhon tahun ini khususnya, diduga mengalami peningkatan. Faktanya, jangankan orang tua dan remaja, anak-anak di bawah umur baligh pun banyak yang shoum dengan berbagai motivasinya.
Kita pun bersaksi, betapa banyak yang tidak bershoum, yaitu muslimin dan muslimah yang sakit parah, yang bepergian yang sangat melelahkan, perempuan yang haidh dan nifas, balita, orang pikun, dan orang gila.
2. Karena itu, jika kita melihat orang yang tidak shoum di siang hari, mungkin mereka adalah muslimin / muslimah yang sakit parah, yang safar yang sangat melelahkan, perempuan haidh dan nifas, balita, orang pikun, dan atau orang gila.
Maka, pada kesempatan ini, Khotib mengingatkan muslimin dan muslimah yang selama Romadhon yang lalu tidak bershoum karena ‘udzur Syar’i, maka hendaknya menyegerakan untuk mengodhonya setelah melewati tanggal 1 Syawwal dan habis masa mudik, bahkan disegerakan sangat baik, jangan sampai begitu tiba bulan Romadhon yang akan datang kita masih punya tunggakan shoum Romadhon tahun ini.
(3) Sedangkan orang yang menyengaja tidak shoum Romadhon, padahal jagjag waringkas, maka ia tidak bisa mengodhonya walaupun ditebus dengan shoum seumur dengan niat untuk menggantinya, tetapi ia harus bertaubat, artinya tidak boleh mengulang amal bodoh itu di Romadhon berikutnya, semoga Alloh Jalla wa ‘Alâ mengampuni.
Ma’âsyirol Muslimin yang saya cintai. Kita bersyukur kepada Alloh Yang Maha Rohman dan Maha Rohim, karena selama Romadhon yang baru berlalu, kita mampu menyemarakkan waktu-waktu dan tempat-tempat dengan segala jenis amal sholih. Tentunya, kita harus meneruskan amal sholih itu sehingga menjadi kebiasaan pada masa-masa berikutnya.
4. Selama Romadhon, kita memelihara ketauhidan dan memupuknya dengan ilmu dan amal sholih, setia menegakkan sholat, selalu berinfaq termasuk zakat fithri, tilawah dan hafalan Al-Qur’an, memakmurkan masjid dan musholla dengan sholat berjama’ah dan mengikuti majlis ilmu, selalu berkata dan berbuat jujur, tidak mengganggu hak milik orang lain, tidak merusak lingkungan, disiplin berlalu lintas, tidak membuang sampah sembarangan, selalu menutup aurat secara sempurna ketika berada di ruang publik, seia sekata antara ucap dan perilaku, dan tidak aniaya kepada makhluk mana pun apa pun alasannya.
5. Kita semua sepakat, bahwa amal-amal itu sangat amat terpuji. Tetapi, kita harus ingat dan harus selalu ingat, bahwa semua amal sholih bukan hanya kita buktikan hanya untuk selama Romadhon saja. Agar kita dalam beramal sholih itu bukan karena waktu dan tempat serta bukan karena makhluk. Bukankah kita telah beriqrar, sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup, dan matiku, hanyalah untuk Alloh Robbul ‘Aalamiin?
Apabila benar kita beramal sholih hanya karena Alloh, bukan karena waktu dan tempat serta bukan karena oran lain, maka sekali lagi patut ditegaskan bahwa kita wajib hukumnya untuk meneruskan amal sholih tersebut di sepanjang waktu di luar Romadhon, karena penghargaan Alloh berlaku untuk semua muslimin di semua waktu dan tempat. Pun, hukuman Alloh berlaku di luar Romadhon.
6. Ibu, Bapak, Remaja putera dan putri, serta anak-anakku yang sangat saya cintai. Apabila selama Romadhon, kita hampir tidak menyaksikan pertengkaran di rumah kita, di kantor, di pasar, di terminal, di pangkalan ojeg dan becak, di tempat rekreasi, dan di sekolah, segala masalah langsung diatasi dengan arif dan bijaksana, maka kita berkesimpulan, bahwa kita bisa, mampu, perkasa, gagah, shobar, tawakkal, mampu membangun suasana yang sangat disukai oleh siapa pun. Betapa asyiknya dan menentramkan setiap kita, apabila suasana surgawi itu kita ciptakan juga di sepanjang waktu dan tempat di luar Romadhon sampai batas akhir hayat dikandung badan.
(7) Selama Romadhon yang lalu termasuk Romadhon sebelumnya, kita sangat jarang melihat tayangan hampir bugil apalagi bugil di layar-layar kaca dan di panggung-panggung hiburan lainnya, hampir semua pemeran kita saksikan sopan berbusana dan bertutur, sedikit-sedikit berdzikir. Aksi mabuk arak, judi, lacur, dan korupsi, sangat langka dalam kemasan berita cetak dan elektronik.
Namun, kita juga harus berani membaca fakta yang ada, bahwa ummat Islam Indonesia dan ummat Islam di dunia harus menelan pil pahit karena kita difitnah sebagai TERORIS, INTOLERAN, anti Pancasila, dll, termasuk perlakuan aniaya kepada kita [ummat Islam].
8. Ini semua terjadi, karena ummat Islam lemah, padahal jumlahnya sangat banyak, dan Indonesia termasuk Negara yang paling banyak muslimnya di seluruh dunia.
Rosulullohshollallôhu ‘alaihi wasallam seribu tahun lebih yang lalu, berkata, “bahwa ummat Islam ini bagaikan hidangan, diperebutkan oleh orang-orang yang kelaparan”.
1. Alhamdulillâh, pada hari ini –Jum’at, 01 Syawwal 1439H/15 Juni 2018, ummat Islam menyukuri tibanya ‘Idulfithri, setelah shoum Romadhon selama satu bulan.
Kita bersyukur kepada Alloh Jalla wa ‘Alâ, karena kesadaran ummat Islam dalam berRomadhon tahun ini khususnya, diduga mengalami peningkatan. Faktanya, jangankan orang tua dan remaja, anak-anak di bawah umur baligh pun banyak yang shoum dengan berbagai motivasinya.
Kita pun bersaksi, betapa banyak yang tidak bershoum, yaitu muslimin dan muslimah yang sakit parah, yang bepergian yang sangat melelahkan, perempuan yang haidh dan nifas, balita, orang pikun, dan orang gila.
2. Karena itu, jika kita melihat orang yang tidak shoum di siang hari, mungkin mereka adalah muslimin / muslimah yang sakit parah, yang safar yang sangat melelahkan, perempuan haidh dan nifas, balita, orang pikun, dan atau orang gila.
Maka, pada kesempatan ini, Khotib mengingatkan muslimin dan muslimah yang selama Romadhon yang lalu tidak bershoum karena ‘udzur Syar’i, maka hendaknya menyegerakan untuk mengodhonya setelah melewati tanggal 1 Syawwal dan habis masa mudik, bahkan disegerakan sangat baik, jangan sampai begitu tiba bulan Romadhon yang akan datang kita masih punya tunggakan shoum Romadhon tahun ini.
(3) Sedangkan orang yang menyengaja tidak shoum Romadhon, padahal jagjag waringkas, maka ia tidak bisa mengodhonya walaupun ditebus dengan shoum seumur dengan niat untuk menggantinya, tetapi ia harus bertaubat, artinya tidak boleh mengulang amal bodoh itu di Romadhon berikutnya, semoga Alloh Jalla wa ‘Alâ mengampuni.
Ma’âsyirol Muslimin yang saya cintai. Kita bersyukur kepada Alloh Yang Maha Rohman dan Maha Rohim, karena selama Romadhon yang baru berlalu, kita mampu menyemarakkan waktu-waktu dan tempat-tempat dengan segala jenis amal sholih. Tentunya, kita harus meneruskan amal sholih itu sehingga menjadi kebiasaan pada masa-masa berikutnya.
4. Selama Romadhon, kita memelihara ketauhidan dan memupuknya dengan ilmu dan amal sholih, setia menegakkan sholat, selalu berinfaq termasuk zakat fithri, tilawah dan hafalan Al-Qur’an, memakmurkan masjid dan musholla dengan sholat berjama’ah dan mengikuti majlis ilmu, selalu berkata dan berbuat jujur, tidak mengganggu hak milik orang lain, tidak merusak lingkungan, disiplin berlalu lintas, tidak membuang sampah sembarangan, selalu menutup aurat secara sempurna ketika berada di ruang publik, seia sekata antara ucap dan perilaku, dan tidak aniaya kepada makhluk mana pun apa pun alasannya.
5. Kita semua sepakat, bahwa amal-amal itu sangat amat terpuji. Tetapi, kita harus ingat dan harus selalu ingat, bahwa semua amal sholih bukan hanya kita buktikan hanya untuk selama Romadhon saja. Agar kita dalam beramal sholih itu bukan karena waktu dan tempat serta bukan karena makhluk. Bukankah kita telah beriqrar, sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup, dan matiku, hanyalah untuk Alloh Robbul ‘Aalamiin?
Apabila benar kita beramal sholih hanya karena Alloh, bukan karena waktu dan tempat serta bukan karena oran lain, maka sekali lagi patut ditegaskan bahwa kita wajib hukumnya untuk meneruskan amal sholih tersebut di sepanjang waktu di luar Romadhon, karena penghargaan Alloh berlaku untuk semua muslimin di semua waktu dan tempat. Pun, hukuman Alloh berlaku di luar Romadhon.
6. Ibu, Bapak, Remaja putera dan putri, serta anak-anakku yang sangat saya cintai. Apabila selama Romadhon, kita hampir tidak menyaksikan pertengkaran di rumah kita, di kantor, di pasar, di terminal, di pangkalan ojeg dan becak, di tempat rekreasi, dan di sekolah, segala masalah langsung diatasi dengan arif dan bijaksana, maka kita berkesimpulan, bahwa kita bisa, mampu, perkasa, gagah, shobar, tawakkal, mampu membangun suasana yang sangat disukai oleh siapa pun. Betapa asyiknya dan menentramkan setiap kita, apabila suasana surgawi itu kita ciptakan juga di sepanjang waktu dan tempat di luar Romadhon sampai batas akhir hayat dikandung badan.
(7) Selama Romadhon yang lalu termasuk Romadhon sebelumnya, kita sangat jarang melihat tayangan hampir bugil apalagi bugil di layar-layar kaca dan di panggung-panggung hiburan lainnya, hampir semua pemeran kita saksikan sopan berbusana dan bertutur, sedikit-sedikit berdzikir. Aksi mabuk arak, judi, lacur, dan korupsi, sangat langka dalam kemasan berita cetak dan elektronik.
Namun, kita juga harus berani membaca fakta yang ada, bahwa ummat Islam Indonesia dan ummat Islam di dunia harus menelan pil pahit karena kita difitnah sebagai TERORIS, INTOLERAN, anti Pancasila, dll, termasuk perlakuan aniaya kepada kita [ummat Islam].
8. Ini semua terjadi, karena ummat Islam lemah, padahal jumlahnya sangat banyak, dan Indonesia termasuk Negara yang paling banyak muslimnya di seluruh dunia.
Rosulullohshollallôhu ‘alaihi wasallam seribu tahun lebih yang lalu, berkata, “bahwa ummat Islam ini bagaikan hidangan, diperebutkan oleh orang-orang yang kelaparan”.
Para shohabat bertanya, “apakah ummat Islam pada saat itu sedikit jumlahnya, wahai Rosululloh?”
Rosul menjawab, “tidak, bahkan ummat Islam jumlahnya sangat banyak, tetapi terkena penyakit WAHN”.
9. Para shohabat kembali bertanya, apakah yang dimaksud WAHN itu, wahai Rosululloh? Rosul menjawab, “Cinta DUNIA dan Takut MATI”.
Jama’ah Sholat ‘Idulfithri yang Alloh Muliakan. Gambaran dan bukti orang yang cinta dunia adalah dengan segala macam cara dan menghalalkan segala upaya, yang penting mendapat harta dan tahta walaupun dilarang oleh Alloh dan Rosul-Nya. Hak faqir miskin ditahan, hak pembangunan dikorup yang berakibat pada produk pembangunan tidak berkualitas, kekayaan alam dirusak/dieksploitasi serta diserahkan kepada pihak asing dan aseng, sumber daya manusia dalam negeri dibiarkan menganggur, utang negara melambung, yang penting pembuat kebijakan/keputusan mendapat konpensasi dan gratifikasi.
10. Konsumsi haram diproduksi dan diedarkan dengan beralaskan peraturan pemerintah dan peraturan daerah, padahal peraturan tersebut bertentangan, jangankan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, dengan Pancasila dan UUD 1945 pun sangat bertentangan. Tetapi, karena telah diteken kontrak dan karena kompromi curangnya telah disepakati, maka proyek super jahiliyah itu tetap berjalan, dengan dalih saling mengharai dan menghormati. Inilah model kejahatan dan kemurkaan yang dibalut oleh rumus toleransi yan kebablasan. Karena itu, menjadi tugas kita bersama untuk segera mengatasinya dengan memaksimalkan semua potensi fitrah kita secara utuh.
(11) Sedangkan bukti manusia yang takut MATI adalah gambaran manusia yang tidak peduli terhadap kemaksiatan yang eksis di sekitarnya bahkan di depan matanya sekalipun. Ketika menegakkan AL-HAQQ takut diserang, dimutasi, diturunkan pangkat, takut dipotong honor, dikucilkan orang, dipecat, dihukum, dan takut dibunuh. Ketika diseru untuk berbagi potensi dengan sesama muslim, baik itu berbagi harta, pekerjaan, dan sejenisnya, yang dibayangkan adalah bahwa orang lain numpang hidup pada kita, orang lain ingin enaknya saja sedangkan yang penat dan lelah adalah kita, akibatnya sikap tersebut jadi belenggu di akhirat kelak yang terbuat dari besi yang panas yang dililitkan pada lehernya.
(12) Saudaraku, hamba Alloh yang Alloh manjakan dengan jaminan kehidupan yang terbaik di dunia dan pahala yang terbaik di akhirat kelak, karena amal-amal terbaiknya selama di dunia yang fana ini. Khotib mengingatkan dan mewasiyatkan, bahwa semua yang baru saja diuraikan dengan metode tumpang sari itu, semuanya fakta, motivasi, dan tantangan bagi kita semua [ummat Islam]. Selanjutnya, mari kita sikapi dan kita jawab, dengan mengacu pada sepenggal pidato atau khutbah Sahabat Rosululloh yang kedua, yaitu ‘Umar Ibn Al-Khoththob Rodhiyallôhu ‘anhu.
13. Apabila ada seekor unta yang jatuh, maka penguasa/pemerintah yang bertanggung jawab. Unta saja tisoledat, tijalikeuh, tijuralit, tigebrus, tikusruk, tijengkang, tidiklek, terperosok, ..., karena persoalan infrastruktur ruas jalan yang rusak dan apalagi amburadul, maka hak azasi unta ada pada tanggung jawab seorang penguasa. Apalagi persoalan ummat manusia, masyarakat, dan ummat Islam, maka jelas, baik/buruknya, bertauhid/tidaknya, sejahtera/tidaknya, aman/terancamnya,“PENGUASA YANG BERTANGGUNG JAWAB”.
Karena itu, Al-Qur’an yang telah dinuzulkan pada MALAM AL-QODR seribu tahun lebih yang silam, yang bagaikan napak tilasnya selalu kita syukuri dengan cara melaksanakan I’tikaf pada sepuluh hari terakhir setiap Romadhon [ihyâ-ussunnah], saatnya kita mengAMALkan pesan moralnya.
14. Di antara ayat yang segera kita amalkan, yaitu ayat imamah. Sejak saat ini, sejak tanggal 27 Juni 2018 secara serentak di sejumlah Kabupaten, Kota, dan di sejumlah Provinsi di seluruh Indonesia, memilih Calon Presiden dan Wakil Presiden RI serta Calon Anggota Legislatif yang terbaik sejak tahun 2019 sampai akhir zaman.
Seluruh ummat Islam [laki-laki, perempuan, orang tua, dan para pemilih pemula yang sejak tanggal 27 Juni 2018 mulai menunaikan hak pilihnya], maka pilihlah calon imam yang terbaik, paling ta’at kepada Alloh dan Rosul-Nya, paling sayang kepada seluruh rakyatnya, dan paling siap membuat multi stabilitas [ekonomi nasional, dll.]. Karena itu, sejak saat ini, “KITA NO GOLPUT!”
15. Alloh Jalla wa ‘ Alâ melarang muslimin yang beriman memilih orang kafir/non muslim sebagai pemimpin (Q.S. 4: 144). Alloh merekomendasikan calon pemimpin itu adalah Laki-laki yang amanah dalam bertauhid dan berilmu yang profesional (Q.S. 12: 55). Rosululloh shollallôhu ‘alaihi wasallam melarang kita [ummat Islam] menyerahkan jabatan publik kepada perempuan (Al-Hadits).
Mari kita mengambil filosofi sholat berjama’ah.
Selama mamumnya laki-laki dan perempuan, maka imamnya pun wajib laki-laki, dan laki-lakinya pun yang lebih faham Al-Qur’an, As-Sunnah, dan lebih cepat merespon perintah Alloh dan Rosul-Nya. Semoga!
*) Disampaikan ba’da Sholat ‘Idulfithri, Jum’at, 1 Syawwal 1439 H/15 Juni 2018, di Plaza
Masjid Al-Muhajirin Rw. 10 Jl. Jayapura No. 2 Anatapni Kidul Bandung.
**) Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Islam Gunung Jati Sukabumi, Pendiri SMP dan SMA Terpadu Al-Fiyyah dengan Pesantren Al-Barokah di Kp. Ciparapat Rt. 22/03 Desa Bangbayang Kec. Tegalbuleud Kab. Sukabumi 43186, Rekening Bank Muamalat: 101.43425.20 a.n. Badrudin QQ YPI Gunung Jati Sukabumi, Narsum Kuliah Awal Dhuha LiveStreaming Facebook Badrudin Abu Rusydi (setiap hari), Penyuluh Agama Islam Fungsional, Pembimbing Manasik Hajji
(Bersertifikasi Kemenag & UIN SGD
Bandung), WA: 081321483135, Twitter:
Rosul menjawab, “tidak, bahkan ummat Islam jumlahnya sangat banyak, tetapi terkena penyakit WAHN”.
9. Para shohabat kembali bertanya, apakah yang dimaksud WAHN itu, wahai Rosululloh? Rosul menjawab, “Cinta DUNIA dan Takut MATI”.
Jama’ah Sholat ‘Idulfithri yang Alloh Muliakan. Gambaran dan bukti orang yang cinta dunia adalah dengan segala macam cara dan menghalalkan segala upaya, yang penting mendapat harta dan tahta walaupun dilarang oleh Alloh dan Rosul-Nya. Hak faqir miskin ditahan, hak pembangunan dikorup yang berakibat pada produk pembangunan tidak berkualitas, kekayaan alam dirusak/dieksploitasi serta diserahkan kepada pihak asing dan aseng, sumber daya manusia dalam negeri dibiarkan menganggur, utang negara melambung, yang penting pembuat kebijakan/keputusan mendapat konpensasi dan gratifikasi.
10. Konsumsi haram diproduksi dan diedarkan dengan beralaskan peraturan pemerintah dan peraturan daerah, padahal peraturan tersebut bertentangan, jangankan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, dengan Pancasila dan UUD 1945 pun sangat bertentangan. Tetapi, karena telah diteken kontrak dan karena kompromi curangnya telah disepakati, maka proyek super jahiliyah itu tetap berjalan, dengan dalih saling mengharai dan menghormati. Inilah model kejahatan dan kemurkaan yang dibalut oleh rumus toleransi yan kebablasan. Karena itu, menjadi tugas kita bersama untuk segera mengatasinya dengan memaksimalkan semua potensi fitrah kita secara utuh.
(11) Sedangkan bukti manusia yang takut MATI adalah gambaran manusia yang tidak peduli terhadap kemaksiatan yang eksis di sekitarnya bahkan di depan matanya sekalipun. Ketika menegakkan AL-HAQQ takut diserang, dimutasi, diturunkan pangkat, takut dipotong honor, dikucilkan orang, dipecat, dihukum, dan takut dibunuh. Ketika diseru untuk berbagi potensi dengan sesama muslim, baik itu berbagi harta, pekerjaan, dan sejenisnya, yang dibayangkan adalah bahwa orang lain numpang hidup pada kita, orang lain ingin enaknya saja sedangkan yang penat dan lelah adalah kita, akibatnya sikap tersebut jadi belenggu di akhirat kelak yang terbuat dari besi yang panas yang dililitkan pada lehernya.
(12) Saudaraku, hamba Alloh yang Alloh manjakan dengan jaminan kehidupan yang terbaik di dunia dan pahala yang terbaik di akhirat kelak, karena amal-amal terbaiknya selama di dunia yang fana ini. Khotib mengingatkan dan mewasiyatkan, bahwa semua yang baru saja diuraikan dengan metode tumpang sari itu, semuanya fakta, motivasi, dan tantangan bagi kita semua [ummat Islam]. Selanjutnya, mari kita sikapi dan kita jawab, dengan mengacu pada sepenggal pidato atau khutbah Sahabat Rosululloh yang kedua, yaitu ‘Umar Ibn Al-Khoththob Rodhiyallôhu ‘anhu.
13. Apabila ada seekor unta yang jatuh, maka penguasa/pemerintah yang bertanggung jawab. Unta saja tisoledat, tijalikeuh, tijuralit, tigebrus, tikusruk, tijengkang, tidiklek, terperosok, ..., karena persoalan infrastruktur ruas jalan yang rusak dan apalagi amburadul, maka hak azasi unta ada pada tanggung jawab seorang penguasa. Apalagi persoalan ummat manusia, masyarakat, dan ummat Islam, maka jelas, baik/buruknya, bertauhid/tidaknya, sejahtera/tidaknya, aman/terancamnya,“PENGUASA YANG BERTANGGUNG JAWAB”.
Karena itu, Al-Qur’an yang telah dinuzulkan pada MALAM AL-QODR seribu tahun lebih yang silam, yang bagaikan napak tilasnya selalu kita syukuri dengan cara melaksanakan I’tikaf pada sepuluh hari terakhir setiap Romadhon [ihyâ-ussunnah], saatnya kita mengAMALkan pesan moralnya.
14. Di antara ayat yang segera kita amalkan, yaitu ayat imamah. Sejak saat ini, sejak tanggal 27 Juni 2018 secara serentak di sejumlah Kabupaten, Kota, dan di sejumlah Provinsi di seluruh Indonesia, memilih Calon Presiden dan Wakil Presiden RI serta Calon Anggota Legislatif yang terbaik sejak tahun 2019 sampai akhir zaman.
Seluruh ummat Islam [laki-laki, perempuan, orang tua, dan para pemilih pemula yang sejak tanggal 27 Juni 2018 mulai menunaikan hak pilihnya], maka pilihlah calon imam yang terbaik, paling ta’at kepada Alloh dan Rosul-Nya, paling sayang kepada seluruh rakyatnya, dan paling siap membuat multi stabilitas [ekonomi nasional, dll.]. Karena itu, sejak saat ini, “KITA NO GOLPUT!”
15. Alloh Jalla wa ‘ Alâ melarang muslimin yang beriman memilih orang kafir/non muslim sebagai pemimpin (Q.S. 4: 144). Alloh merekomendasikan calon pemimpin itu adalah Laki-laki yang amanah dalam bertauhid dan berilmu yang profesional (Q.S. 12: 55). Rosululloh shollallôhu ‘alaihi wasallam melarang kita [ummat Islam] menyerahkan jabatan publik kepada perempuan (Al-Hadits).
Mari kita mengambil filosofi sholat berjama’ah.
Selama mamumnya laki-laki dan perempuan, maka imamnya pun wajib laki-laki, dan laki-lakinya pun yang lebih faham Al-Qur’an, As-Sunnah, dan lebih cepat merespon perintah Alloh dan Rosul-Nya. Semoga!
*) Disampaikan ba’da Sholat ‘Idulfithri, Jum’at, 1 Syawwal 1439 H/15 Juni 2018, di Plaza
Masjid Al-Muhajirin Rw. 10 Jl. Jayapura No. 2 Anatapni Kidul Bandung.
**) Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Islam Gunung Jati Sukabumi, Pendiri SMP dan SMA Terpadu Al-Fiyyah dengan Pesantren Al-Barokah di Kp. Ciparapat Rt. 22/03 Desa Bangbayang Kec. Tegalbuleud Kab. Sukabumi 43186, Rekening Bank Muamalat: 101.43425.20 a.n. Badrudin QQ YPI Gunung Jati Sukabumi, Narsum Kuliah Awal Dhuha LiveStreaming Facebook Badrudin Abu Rusydi (setiap hari), Penyuluh Agama Islam Fungsional, Pembimbing Manasik Hajji
(Bersertifikasi Kemenag & UIN SGD
Bandung), WA: 081321483135, Twitter:
Komentar
Posting Komentar