Kegiatan Idul Qurban 1442H di Masjid Al-Muhajirin Ditinjau Camat Antapani
Pelaksanaan qurban 1442 H, khususnya di Masjid Al-Muhairin, RW-10, Antapani Kidul ini, pada masa pandemi covid-19 memang terdapat beberapa keterbatasan, namun Panitia dan Pengurus DKM Al-Muhajirin, berupaya agar pelaksanaan qurban tetap bisa berjalan efektif dan efisien.
Demikian disampaikan Ketua Panitia Idul Qurban 1442 H DKM Al-Muhajirin, H. Rusyana, pada saat diminta tanggapannya atas situasi terkini perayaan Idul Adha 1442 di masa pandemi dan penerapan PPKM, yang berlangsung di halaman belakang Masjid Almuhajirin, Jl. Jayapura, RW-10, Antapani Kidul, Antapani Bandung (21/7).
Menurut Rusyana, dalam kondisi seperti ini, memang diperlukan perubahan sistim kerja, baik dalam proses pencacagan, penimbangan dan pembungkusan. Biasanya pekerjaan seperti ini melibatkan jumlah orang banyak. Namun kini, jumlah panitia yang terlibat dibatasi dengan melibatkan tim jaga.
Demikian halnya, tambah Rusyana, dalam hal menjaga Prokes Covid-19, tetap dijalankan secara ketat, baik pada saat persiapan rapat-rapat, maupun pada saat pelaksanaan proses penyembelihan hewan qurban. "Alhamdulillah, semuanya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Kalaupun ada sedikit kendala, namun masih dalam batas-batas yang bisa ditolelir," tandasnya, yang dibenarkan oleh Kabid Prokes, Dede Hamam, yang menyatakan bahwa penerapan prokes covid-19 ini kategorinya no-reserve, tanpa kompromi dan harus dilaksanakan secara ketat dan disiplin.
Sementara itu Ketua DKM Al-Muhajirin, H. Sigit Tjiptono, menyampaikan kesannya perayaan Idul Adha 1442 dalam kungkungan Pandemi Covid-19, bahwa menurutnya secara pribadi dan organisasi, Alhamdulillah masih diberi kemampuan untuk taat kepada Syariat. Yakni, dengan cara taat pada Allah, Rasululloh Shallallahu Alaihi Wasallam dan Ulil Amri (Pemerintah).
Namun, menurutnya, secara pribadi sedih karena tidak bisa bersama-sama warga berkumpul di lapangan untuk melaksanakan Shalat Idul Adha, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Namun tetap ada juga rasa syukurnya. Setidaknya pernah merasakan nikmatnya menjadi Imam & Khatib Idul Adha dan Idul Fitri di rumah bersama keluarga. "Dengan situasi pandemi saat ini, setidaknya kita bisa makin muhasabah diri, banyak bertobat, memperbaiki diri dan meningkatkan amal soleh," pesan Ketua DKM.
Bagaiman dengan kualitas sapi qurban saat ini? Kabid Pengadaan Sapi, H. Purnomo, menyampaikan bahwa kualitas seluruh sapi relatif bagus. Dapat dilihat dari kondisi fisiknya yang berjejer rapih di lapangan. Seluruhnya ada 17 ekor sapi yang dijadikan hewan qurban. Yang 16 ekor pengadaan panitia rata-rata berat mencapai 330 kg. Namun alhamdulillah, penjualnya memberikan sapi yang rata-rata berat riilnya 340 kg. Harga sapi yang dibeli panitia rata-rata per kg adalah Rp.60 ribu. Jika dikalikan dengan bobot sapi 330 kg, maka rat-rata harga per ekor mencapai Rp.19,8 jt. "Ini terhitung murah, karena mungkin sudah menjadi langganan DKM Al-Muhajirin dalam setiap pengadaan sapi," kata Purnomo seraya menambahkan bahwa ada satu ekor sapi yang merupakan hasil pengadaan sendiri, jadi totalnya 17 sapi.
Bagaimana dengan animo jama'ah dalam berqurban? Kabid Pendaftaran dan Distribusi, H. Hasan Munawar menyampaikan bahwa memang terjadi penurunan minat jama'ah untuk melaksanakan qurban. Hal ini tidak terlepas dari situasi dan kondis pandemi yang serba sulit yang secara ekonomis cukup berdampak. Biasanya yang berqurban tidak pernah kurang dari 20 ekor sapi, kini hanya 17 ekor sapi. Demikian halnya biasanya yang berqurban kambiung tidak kurang dari 30 ekor kambing, kini hanya 21 ekor kambing saja.
Ditanya seputar prioritas pendistribusiannya, Hasan Munawar, menyampaikan bahwa prioritas pendistribusiannya, selain kepada para Mudhohi, juga diberikan kepada Warga RW10 dan jemaah Al-Muhajirin Non-RW10.
Selain itu kepada Warga sekelilig RW 10. Mulai dari Area Cibodas, Jajaway, rumah-rumah di sekitar rel kereta api, area Babakansari, dan area Randusari. Diberikan juga kepada warga binaan jamaah Al-Muhajirin, yang setiap periode tertentu, misalnya Idul Fitri, Idul Adha mereka disantuni.
Namun khusus untuk tahun ini, kata Hasan, yayasan dari luar tidak diberikan, dengan alasan lebih mementingkan daerah sekitar RW-10. Adapun distribusi daging qurban teknisnya diserahkan kepada para Koordinator untuk diantarkan langsung kepada warga. Jadi tidak lagi dilakukan dengan menggunakan kupon sebagaimana biasanya.
Bagaimana dengan proses penyembelihannya? Menurut Kabid Penyembelihan HQ, H. Rusdi, untuk proses penyembelihan memang diserahkan kepada Tim Jagal, kecuali ada Mudhohi yang berkeinginan untuk menyembelih sendiri dipersilahkan. Seperti halnya dari panitia, Saya dan Ustadz Heykal, turut ambil bagian untuk melakukan penyembelihan. "Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan baik dan lancar, tak mengalami kendala berarti," katanya.
Sesuai peraturan dari Gubernur Jabar Nomor 443/2021, tentang Prokes Idul Qurban 1442H, bahwa Para Mudhohi tidak diperkenankan menyaksikan secara langsung proses penyembelihan hewan qurban (HQ). Apa yang dilakukan panitia?
Menurut Kabid Humas dan Dokumentasi, H. Nana Suryana, hal itu telah dapat dilaksanakan sesuai pergub dimaksud. Teknisnya, kata Nana, kami dari Tim Peliput, terlebih dahulu membentuk WAG (WhatApp Group) khusus para Mudhohi. Kemudian pada saatnya, setiap penyembelihan hewan qurban kami rekam (Prerecord Streaming) satu persatu secara berurutan dari HQ-1 s/d HQ-17 dan langsung dishare ke WAG Mudhohi. Dengan demikian para Mudhohi dapat menyaksikan langsung yang menjadi hewan qurbannya atau hanya jeda beberapa menit saja. "Alhamdulillah, upaya kami dari tim peliput dapat diterima dengan baik oleh para Mudhohi," kata Nana.
Sesuai peraturan dari Gubernur Jabar Nomor 443/2021, tentang Prokes Idul Qurban 1442H, bahwa Para Mudhohi tidak diperkenankan menyaksikan secara langsung proses penyembelihan hewan qurban (HQ). Apa yang dilakukan panitia?
Menurut Kabid Humas dan Dokumentasi, H. Nana Suryana, hal itu telah dapat dilaksanakan sesuai pergub dimaksud. Teknisnya, kata Nana, kami dari Tim Peliput, terlebih dahulu membentuk WAG (WhatApp Group) khusus para Mudhohi. Kemudian pada saatnya, setiap penyembelihan hewan qurban kami rekam (Prerecord Streaming) satu persatu secara berurutan dari HQ-1 s/d HQ-17 dan langsung dishare ke WAG Mudhohi. Dengan demikian para Mudhohi dapat menyaksikan langsung yang menjadi hewan qurbannya atau hanya jeda beberapa menit saja. "Alhamdulillah, upaya kami dari tim peliput dapat diterima dengan baik oleh para Mudhohi," kata Nana.
Pelaksanaan Idul Qurban 1442H di lingkungan RW-10, Antapani Kidul, mendapat kunjungan dari Camat Antapani, Hj. Rahmawati Mulia dan Lurah Antapani Kidul H. Dedi Juardi, beserta rombongan.
Dalam peninjauannya ke beberapa meja panitia yang sedang melakukan penyisitan, pencacagan dan pendistribusian, Camat Antapani Hj. Rahmawati, menyampaikan ucapan terimakasih dan rasa kagumnya atas disiplin panitia dalam menerapkan prokes covid-19.
"Saya terkesan dengan pelaksanaan qurban di RW-10 ini yang dapat melakukan kerjasama yang baik, penyembelihan sendiri di tempat sendiri, karena dukungan sarana dan prasarananya yang memadai. Sementara di tempat lain banyak yang berqurban dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan," katanya seraya menambahkan agar tetap menjaga disiplin prokes covid-19, terlebih Antapani masih tetap sebagai penyumbang tertinggi pasien covid-19.///***Tim Peliput/nas/ibnu/audry/jen.
Berikut situasi saat Idul Qurban 1442H...
Komentar
Posting Komentar